Mari Kita Sukseskan Kurikulum 2013

Selasa, 27 September 2011

Mengidentifikasi Perkakas Tangan Yang Rusak

|
4. Mengidentifikasi Perkakas Tangan Yang Rusak
Kerusakan yang umum terjadi pada perkakas tangan disebabkan oleh penggunaan perkakas tangan yang tidak sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari perkakas tangan, penggunaan yang tidak berhati-hati (sembarangan) dan penyimpanan tidak sesuai dengan prosedur yang benar, baik perkakas tangan pada saat digunakan maupun setelah perkakas tangan digunakan (disimpan) serta umur perkakas tangan yang sudah terlalu lama digunakan.
Ada beberapa langkah praktis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan pada perkakas tangan, baik bentuk kerusakan maupun penyebab kerusakan, yaitu:

    1. Kenali kerusakan pada perkakas tangan dari ciri fisik kerusakannya.
    2. Kenali penyebab kerusakan yang terjadi pada perkakas tangan.
    3. Analisa cara pemakaian dan penyimpanan perkakas tangan.

Umumnya perkakas tangan tertentu tidak dapat lagi digunakan akibat dari kerusakan yang terjadi, tetapi ada pula beberapa jenis perkakas tangan yang masih dapat diperbaiki apabila terjadi kerusakan akibat penggunaan yang salah.

1.     Kerusakan pada alat-alat penanda:
a.     Kerusakan pada penggores
Bagian utama yang sering rusak ialah ujungnya menjadi tumpul. Cirinya, bila untuk menggores terasa meluncur lebih ringan pada saat digunakan dan tidak ada bekas goresan pada benda kerja, Untuk menajamkannya kembali, penggores dapat diasah dengan batu gerinda.
b.    Kerusakan pada penitik, jangka tusuk, dan jangka hati.
Pada pemakaian alat-alat ini sering juga terjadi tumpul terutama pada bagian ujung penitik dan jangka seperti halnya penggores. Pada jangka hati, tumpul terjadi pada bagian jarumnya, tumpulnya bagian ujung jangka dapat diasah dengan batu gerinda.

2.     Kerusakan pada alat-alat potong
a.     Kerusakan pada kikir, Ciri kerusakannya:
•    Gigi pemarut kikir licin bila diraba dengan tangan.
•    Gigi pemarut kikir terlihat banyak yang rontok.
•    Bagian sisi kikir rusak.
•    Pada bagian sela gigi kikir terlihat banyak geram/tatal.
•    Apabila digunakan untuk mengikir terasa licin atau tidak memarut bahan yang dikikir.
Penyebab kerusakan:
•    Umur penggunaan kikir sudah terlalu lama.
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian kikir.
•    Kikir sering digunakan untuk memukul.
•    Penyimpanan kikir diletakkan secara bertumpuk.

b.     Kerusakan pada gergaji tangan, Ciri gergaji tangan rusak:
•    Daun gergaji sudah tumpul atau permukaan gigi gergaji tidak tajam.
•    Gigi daun gergaji banyak yang potong.
•    Permukaan gergaji terlihat banyak goresan akibat pemotongan.
•    Ketegangan daun gergajinya tidak bisa disetel.
Penyebab kerusakan:
•    Umur penggunaan daun gergaji sudah terlalu lama.
•    Kesalahan pemakaian gergaji pada saat melakukan pemotongan.
•    Gergaji digunakan untuk memotong bahan yang keras.
•    Lubang kait pada daun gergaji sudah membesar.
•    Kait pengikat kendor pada bagian mur penarik.

c.     Kerusakan pada mata bor, Ciri kerusakan pada mata bor:
•    Tumpul pada sisi potongnya
•    Bagian sisi potong matabor terpotong.
•    Bengkok.
•    Tangkainya tidak dapat dijepit dengan baik oleh penjepit mata bor (chuck).
Penyebab kerusakan:
•    Umur penggunaan mata bor sudah terlalu lama.
•    Kesalahan pemilihan kecepatan putar mesin bor saat melakukan pengeboran.
•    Mata bor digunakan untuk melubangi bahan yang keras.
•    Pada saat melakukan pengeboran tidak menggunakan cairan pendingin (coolant).
•    Kesalahan pengasahan mata bor.

d.     Kerusakan pada rimer tangan, Ciri kerusakannya:
•    Aus sisi potongnya sehingga ukuran lubang yang dibuat mengecil, keluar dari toleransi yang diinginkan.
•    Sisi potongnya ada yang terpotong/pecah sehingga kehalusan lubang yang diinginkan tidak tercapai.
Penyebab kerusakan:
•    Umur penggunaan rimer sudah terlalu lama.
•    Kesalahan penggunaan rimer.
•    Pada saat digunakan rimer tidak menggunakan cairan pendingin (coolant).

e.     Kerusakan pada tap dan sney, Ciri kerusakannya:
•    Sisi potong tap dan snei tumpul
•    Sisi potong tap dan snei patah
Penyebab kerusakan:
•    Umur penggunaan tap dan snei sudah terlalu lama.
•    Kesalahan penggunaan tap dan snei.
•    Kesalahan persiapan lubang yang akan ditap terlalu kecil atau batang bahan yang akan disnei terlalu besar.
•    Pada saat tap dan snei digunakan tidak menggunakan cairan pendingin (pelumas)

3.    Kerusakan pada alat-alat pemeriksa
a.    Kerusakan pada siku dan siku kombinasi, Ciri kerusakannya:
•    Sudah tidak 90° lagi bagian sikunya.
•    Bagian bilah ataupun balok cacat sehingga tidak datar.
Penyebab kerusakan:
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian siku.
•    Siku sering digunakan untuk memukul.
•    Penyimpanan siku diletakkan secara bertumpuk.

b.    Kerusakan pada jam ukur, Ciri kerusakannya:
•    Jarum tidak menunjukkan posisinya dengan benar.
•    Perabanya sudah tidak peka.
Penyebab kerusakan:
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian.
•    Penyimpanan tidak pada ruangan yang mempunyai suhu kamar

c.    Kerusakan pada mistar rambut, Ciri kerusakannya:
•    Utama kerusakannya bila bagian bilah yang tajam sudah cacat.
Penyebab kerusakan:
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian.
•    Penyimpanan diletakkan secara bertumpuk.

d.    Kerusakan pada jangka bengkok dan kaki, Ciri kerusakannya:
•    Utamanya bila engsel sudah terlalu longgar/aus.
Penyebab kerusakan:
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian.
•    Penyimpanan pada saat atau setelah digunakan diletakkan secara bertumpuk.

e.    Kerusakan pada mal-mal, Ciri kerusakannya:
•    Pada bagian utama mal cacat. Misalnya mal radius pada bagian kaliber radiusnya sudah cacat.
Penyebab kerusakan:
•    Tidak selalu dibersihkan setelah digunakan.
•    Kesalahan pemakaian.
•    Penyimpanan pada saat atau setelah digunakan diletakkan secara bertumpuk

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2011 PengetahuaN UmuM dan PendidikaN

Blog dikelola oleh : Hilman Burhanudin